HUBUNGAN GUNUNG API DAN MINERAL

2 comments

A. PENGERTIAN GUNUNG API

Gunung Api merupakan tonjolan dipermukaan bumi yang terbentuk karena keluarnya magma dari dapur magma dari dalam perut bumi melalui lubang kepundan. Proses keluarnya magma ke permukaan bumi pada umumnya disertai oleh letupan/letusan.

Peristiwa keluarnya magma dari dalam gunung api yang disertai bahan-bahan padat, cair dan gas disebut erupsi. Kuat atau lemahnya letusan gunung api dipengaruhi oleh besar kecilnya tenaga yang disimpan oleh dapur magma dan sumbatan yang ada di lubang kepundan. Letusan gunung api yang kuat disebut eksplosi.
Letusan gunung berapi yang lemah disebut effusi. Kuat dan lemahnya gunung api dan padat atau cairnya magma akan berpengaruh pada bentuk gunung api tersebut.

Gunung berapi terdapat dalam beberapa bentuk sepanjang masa hidupnya. Gunung berapi yang aktif mungkin bertukar menjadi separuh aktif, menjadi padam, sebelum akhirnya menjadi tidak aktif atau mati. Bagaimanapun gunung berapi mampu menjadi padam dalam waktu 610 tahun sebelum bertukar menjadi aktif semula. Oleh itu, sukar untuk menentukan keadaan sebenarnya sesuatu gunung berapi itu, apakah sesebuah gunung berapi itu berada dalam keadaan padam atau telah mati.


B. MATERIAL YANG TERSIMPAN DALAM GUNUNG API

Gunung api menyimpan material silikat padat yang disebut magma di dalam perut bumi.. Temperatur magma berkisar antara 6000C-15000C. Magma disusun oleh material yang berupa gas (volatil), seperti H2O, CO2, dan material bukan gas yang umumnya terdiri dari Si, O, Fe, Al, Ca, Mg, Na, K dan minor elamen seperti V, Sr, Rb, dan lain-lain. Dalam gunung api, magma tersimpan dalam rongga di dalam bumi yang disebut dapur magma. Karena magma relatif lebih ringan dari batuan disekitarnya, maka magma akan bergerak naik ke atas. Cairan magma yang keluar dari dalam bumi disebut lava. Suhu lava yang dikeluarkan bisa mencapai 500-1.200 °C. Letusan gunung berapi yang membawa batu dan abu dapat menyembur sampai sejauh radius 18 km atau lebih, sedangkan lavanya bisa membanjiri sampai sejauh radius 90 km.

C. MATERIAL YANG DIKELUARKAN GUNUNG API

Adanya gerakan magma yang menuju permukaan bumi, yang disertai oleh tekanan dari magma itu sendiri atau tekanan di sekitar dapur magma, mengakibatkan terjadinya erupsi gunung api. Erupsi ini kemudian menyebabkan keluarnya material-material tertentu dari perut bumi. Berikut ini merupakan material hasil erups, yaitu :
1. Bahan Padat (eflata) :
• Bom (eflata yag berukuran raksasa )
• Lapili (eflata berukuran besar, dari seukuran kerikil hingga sebesar bongkahan batu )
• Pasir (eflata berukuran kecil )
• Abu vulkanik ( eflata berbentuk pasir halus )

2. Bahan Cair / effusive / effusive :
• Lava ( magma yang keluar dari gunung, dapat berupa cair encer, cair kental, dan lava kental )
• Lahar ( aliran lumpur yang bercampur lava dan air )

3. Bahan Gas / Ekshalasi
• Uap air (H2O),
• Gas belerang (H2S),
• Karbon dioksida (CO2),
• Nitrogen


D. JENIS-JENIS GUNUNG API

• Stratovolcano
Tersusun dari batuan hasil letusan dengan tipe letusan berubah-ubah sehingga dapat menghasilkan susunan yang berlapis-lapis dari beberapa jenis batuan, sehingga membentuk suatu kerucut besar (raksasa), terkadang bentuknya tidak beraturan, karena letusan terjadi sudah beberapa ratus kali. Gunung Merapi merupakan jenis ini.

• Perisai
Tersusun dari batuan aliran lava yang pada saat diendapkan masih cair, sehingga tidak sempat membentuk suatu kerucut yang tinggi (curam), bentuknya akan berlereng landai, dan susunannya terdiri dari batuan yang bersifat basaltik. Contoh bentuk gunung berapi ini terdapat di kepulauan Hawai.

• Cinder Cone
Merupakan gunung berapi yang abu dan pecahan kecil batuan vulkanik menyebar di sekeliling gunung. Sebagian besar gunung jenis ini membentuk mangkuk di puncaknya. Jarang yang tingginya di atas 500 meter dari tanah di sekitarnya.

• Kaldera
Gunung berapi jenis ini terbentuk dari ledakan yang sangat kuat yang melempar ujung atas gunung sehingga membentuk cekungan. Gunung Bromo merupakan jenis ini.


E. PENGERTIAN MINERAL

Mineral adalah suatu zat ( fasa ) padat yang terdiri dari unsur atau persenyawaan kimia yang dibentuk secara alamiah oleh proses-proses anorganik, mempunyai sifat-sifat kimia dan fisika tertentu dan mempunyai penempatan atom-atom secara beraturan di dalamnya, atau dikenal sebagai struktur kristal. Mineral termasuk dalam komposisi unsur murni dan garam sederhana sampai silikat yang sangat kompleks dengan ribuan bentuk yang diketahui (senyawaan organik biasanya tidak termasuk).
Definisi mineral menurut beberapa ahli :
• L.G. Berry dan B. Mason, 1959
Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat di alam terbentuk secara anorganik, mempunyai komposisi kimia pada batas batas tertentu dan mempunyai atom atom yang tersusun secara teratur.

• D.G.A Whitten dan J.R.V. Brooks, 1972
Mineral adalah suatu bahan padat yang secara structural homogen mempunyai komposisi kimia tertentu, dibentuk oleh proses alam yang anorganik.

• A.W.R. Potter dan H. Robinson, 1977
Mineral adalah suatu bahan atau zat yang homogen mempunyai komposisi kimia tertentu atau dalam batas batas dan mempunyai sifat sifat tetap, dibentuk dialam dan bukan hasil suatu kehidupan.

• Murwanto, Helmy, dkk. 1992
Istilah mineral dalam arti geologi adalah zat atau benda yang terbentuk oleh proses alam, biasanya bersifat padat serta tersusun dari komposisi kimia tertentu dan mempunyai sifat-sifat fisik yang tertentu pula. Mineral terbentuk dari atom-atom serta molekul-molekul dari berbagai unsur kimia, dimana atom-atom tersebut tersusun dalam suatu pola yang teratur. Keteraturan dari rangkaian atom ini akan menjadikan mineral mempunyai sifat dalam yang teratur. Mineral pada umumnya merupakan zat anorganik.

Sebagian besar mineral mineral ini terdapat dalam keadaan padat, akan tetapi dapat juga berada dalam keadaan setengah padat, gas, ataupun cair. Mineral mineral padat itu biasanya terdapat dalam bentuk bentuk kristal, yang agak setangkup, dan yang pada banyak sisinya dibatasi oleh bidang bidang datar. Bidang bidang geometrik ini memberi bangunan yang tersendiri sifatnya pada mineral yang bersangkutan. Minyak bumi misalnya adalah mineral dalam bentuk cair, sedangkan gas bumi adalah mineral dalam bentuk gas. Sebagian dari mineral dapat juga dilihat dalam bentuk amorf, artinya tidak mempunyai susunan dan bangunankristal sendiri. Pengenalan atau dterminasi mineral mineral dapat didasarkan atas bebagai sifat dari mineral mineral tersebut.



HUBUNGAN GUNUNG API DAN MINERAL


Sebagaimana yang telah dijelaskan pada BAB I mengenai apa yang keluarkan oleh gunung api, yaitu magma. Magma merupakan cairan pijar yang terdapat di dalam lapisan bumi dengan suhu yang sangat tinggi, yakni diperkirakan sekitar 600-1.500 °C dan bersifat mobile. Pada saat mengalami pendinginan, atom-atom oksigen dan silikon akan saling mengikat pertama kali untuk membentuk tetrahedra oksigen-silikon. Kemudian tetrahedra-tetrahedra oksigen-silikon tersebut akan saling bergabung dengan ion-ion lainnya dan membentuk inti kristal dari bermacam-macam mineral silikat. Tiap inti kristal akan tumbuh dan membentuk jaringan kristallin yang tidak berubah. Mineral yang menyusun magma tidak terbentuk pada waktu yang bersamaan atau pada kondisi yang sama. Mineral tertentu akan mengkristal pada temperatur yang lebih tinggi dari mineral lainnya, sehingga kadang-kadang magma mengandung kristal-kristal padat yang dikelilingi oleh material yang masih cair.

Pada batuan beku asam, dengan konsentrasi silikat (SiO2) lebih besar dari 66%, tersusun oleh mineral-mineral silikat yang memiliki ciri-ciri warna terang, misalnya kuarsa, potash feldsfar, dan muskovit. Daerah gunung api adalah daerah yang merupakan daerah panas bumi. Panas bumi merupakan sistem hydrothermal. Mineral dapat terbentuk oleh panas bumi. Pada umumya mineral yang tebentuk adalah silika, seng, strotium, rubidium, lithium, potasium, magnesium, timah hitam, mangan, tembaga, boron, perak, tungsten, emas, secium, dan barium (J. Michael Canty and Dr. Leland, 2006).
Berikut ini bebrapa mineral yang dapat ditemukan disekitar gunung api :

1. EMAS

Mineral pembawa emas biasanya berasosiasi dengan mineral ikutan (gangue minerals). Mineral ikutan tersebut umumnya kuarsa, karbonat, turmalin, flourpar, dan sejumlah kecil mineral non logam. Mineral pembawa emas juga berasosiasi dengan endapan sulfida yang telah teroksidasi. Mineral pembawa emas terdiri dari emas nativ, elektrum, emas telurida, sejumlah paduan dan senyawa emas dengan unsur-unsur belerang, antimon, dan selenium.
Emas terbentuk dari proses magmatisme atau pengkonsentrasian di permukaan. Beberapa endapan terbentuk karena proses metasomatisme kontak dan larutan hidrotermal, sedangkan pengkonsentrasian secara mekanis menghasilkan endapan letakan (placer). Mineral emas ditemukan sebagai urat (vein) dalam batuan beku ini. Emas berasosiasi dengan kuarsa, pirit, arsenopirit, dan perak.

2. PERAK

Mineral-mineral yang terpenting yang mengandung perak adalah Perak alam (Ag), Argentite (Ag2S), Cerrargyrite (AgCl), Polybasite (Ag16Sb2S11), Proustite (Ag2AsS3) dan Pyrargyrite (Ag3SbS3). Kebanyakan perak di dunia berasal dari cebakan hydrothermal yang mengisi rongga-rongga. Perak merupakan logam yang terbentuk dan selalu bersama-sama dengan logam emas, yang mempunyai warna putih.

3. BELERANG

Belerang atau sulfur adalah mineral yang dihasilkan oleh proses vulkanisme. Kristal belerang berwarna kuning, kuning kegelapan, dan kehitam-hitaman, karena pengaruh unsur pengotornya. Berat jenis : 2,05 - 2,09, kekerasan : 1,5 - 2,5 (skala Mohs), Ketahanan : getas/mudah hancur (brittle), pecahan :berbentuk konkoidal dan tidak rata. Kilap : damar Gores : berwarna putih. Sifat belerang lainnya adalah : tidak larut dalam air, atau H2SO4

4. FELDSPAR

Sebagai mineral silikat pembentuk batuan, felspar mempunyai kerangka struktur tektosilikat yang menunjukkan 4 (empat) atom oksigen dalam struktur tetraheral SiO2 yang dipakai juga oleh struktur tetraheral lainnya. Kondisi ini menghasilkan kisi-kisi kristal seimbang terutama bila ada kation lain yang masuk ke dalam struktur tersebut seperti penggantian silikon oleh aluminium.

5. TEMBAGA

Umumnya bijih tembaga di Indonesia terbentuk secara magmatik. Tembaga (Cu) mempunyai sistim kristal kubik, secara fisik berwarna kuning dan apabila dilihat dengan menggunakan mikroskop bijih akan berwarna pink kecoklatan sampai keabuan. Salah satu tipe deposit mineral tembaga yaitu deposit masif pada batuan volkanik.

6. KUARSA

Kumpulan kristal silika dari sistim urat kuarsa yang berasosiasi dengan mineral-mineral klorit, lempung dan bahan organik yang berukuran sangat halus. Kristal kuarsa umumnya kalsedonik granular berukuran halus-sedang, bersusun mosaik, berwarna keruh (milky).

GEOMORF - SOIL, LATERITE, dan BAUKSITE

0 comments

SOIL



A. PENGERTIAN

Soil atau tanah merupakan selubung terluar dari permukaan bumi yang terdiri dari partikel-partikel batuan yang lepas, butir-butir mineral, yang umumnya terletak di atas batuan induk. Tanah berasal dari pelapukan batuan dengan bantuan organisme, membentuk tubuh unik yang menutupi batuan. Proses pembentukan tanah dikenal sebagai pedogenesis. Proses yang unik ini membentuk tanah sebagai tubuh alam yang terdiri atas lapisan-lapisan atau disebut sebagai horizon tanah. Setiap horizon menceritakan mengenai asal dan proses-proses fisika, kimia, dan biologi yang telah dilalui tubuh tanah tersebut.
Tebal dan tipisnya lapisan tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :
1. Jenis batuan induk (komposisi mineral batuan induk)
Bahan induk terdiri dari batuan vulkanik, batuan beku, batuan sedimen(endapan), dan batuan metamorf. Batuan induk itu akan hancur menjadi bahan induk, kemudian akan mengalami pelapukan dan menjadi tanah. Tanah yang terdapat di permukaan bumi sebagian memperlihatkan sifat (terutama sifat kimia) yang sama dengan bahan induknya.

2. Relief topografi permukaan bumi
Keadaan relief suatu daerah akan mempengaruhi :
• Tebal atau tipisnya lapisan tanah
Daerah yang memiliki topografi miring dan berbukit lapisan tanahnya lebih tipis karena tererosi, sedangkan daerah yang datar lapisan tanahnya tebal karena terjadi sedimentasi
• Sistem drainase/pengaliran
Daerah yang drainasenya jelek seperti sering tergenang menyebabkan tanahnya menjadi asam

3. Iklim
Unsur-unsur iklim yang mempengaruhi proses pembentukan tanah terutama ada dua, yaitu suhu dan curah hujan. Suhu akan berpengaruh terhadap proses pelapukan bahan induk. Apabila suhu tinggi, maka proses pelapukan akan berlangsung cepat sehingga pembentukan tanah akan cepat pula.
Curah hujan akan berpengaruh terhadap kekuatan erosi dan pencucian tanah, sedangkan pencucian tanah yang cepat menyebabkan tanah menjadi asam (pH tanah menjadi rendah).

4. Organisme
Organisme sangat berpengaruh terhadap proses pembentukan tanah dalam hal Membuat proses pelapukan baik pelapukan organik maupun pelapukan kimiawi dan membantu proses pembentukan humus. Tumbuhan akan menghasilkan dan menyisakan daun-daunan dan ranting-ranting yang menumpuk di permukaan tanah.

5. Waktu
Tanah merupakan benda alam yang terus menerus berubah, akibat pelapukan dan pencucian yang terus menerus. Oleh karena itu tanah akan menjadi semakin tua dan kurus. Mineral yang banyak mengandung unsur hara telah habis mengalami pelapukan sehingga tinggal mineral yang sukar lapuk seperti kuarsa.

B. HUBUNGAN SOIL DENGAN BATUAN INDUK

Ditinjau dari hubungannya dengan batuan induk, tanah dibagi menjadi dua macam, yaitu :
1. Tanah sisa (Residual Soil) adalah tanah yang letaknya masih berada di atas batuan induknya. Tanah ini belum berpindah tempat karena pengangkutan oleh proses erosi atau gerakan massa.
2. Tanah terangkut (Transported Soil) adalah tanah yang sudah terangkut dan diendapkan di tempat lain baik oleh air, angin, es, ataupun gerakan massa. Tanah terangkut, pengertiannya sama dengan sedimen klastik. Dengan demikian klasifikasinya berdasarkan pelaku pengangkutannya dan tempat diendapkannya, sama dengan klasifikasi sedimen klastik. Klasifikasinya berdasarkan ukuran butir tanah, juga sama dengan sedimen klastik.

Ditinjau dari segi geologi, aliran air permukaan dan air sungai khususnya, berperanan penting sebagai pemindah air dari daratan ke laut atau samudera. Air permukaan bersama sama dengan gerakan massa merupakan pelaku pokok pengelupas daratan.

Setiap tahun, sedimen dari darat yang terangkut ke laut atau samudera secara mekanik ada sejumlah 1 bilyun ton, sedangkan yang terangkut melalui larutan hasil leaching berjumlah 400 juta ton (Flint dan Skinner, 1974:126).

Jumlah massa tanah atau batuan yang tererosi dipengaruhi oleh faktor faktor sebagai berikut :
1. Macam batuan
2. Kemiringan lereng
3. Iklim (curah hujan)
4. Tingkat kelebatan tetumbuhan
5. Organisme
6. Waktu





LATERIT

1. PENGERTIAN


Laterit didefinisikan sebagai produk yang dihasilkan dari pelapukan yang kuat pada daerah-daerah tropis, lembab, dan hangat yang kaya akan lempung kalolinit sebagai oksida dan oksihidroksida dari Fe dan Al. Laterit penting secara ekonomi karena mengandung logam alumunium (bauksit). Berikut merupakan kandungan unsur-unsur yang terdapat pada profil laterit.

Apakah laterit itu? Laterit adalah suatu lempung besi padat yang terbentuk di daerah tropis. Kebanyakan laterit komersial yang ditambang di AS berasal dari area yang tropis 200 juta tahun yang lalu. Meski demikian, tidak harus pergi ke daerah tropis untuk menemukan laterit.
Laterit dan substansi-substansi lainnya memiliki properti lain yang dinamakan Kapasitas Pertukaran Kation (KPK). Laterit terdiri dari Fe dan Al oksida dan lempung seperti kaolinit yang kecil kontribusinya pada KPK substrat. Tanah laterit adalah jenis tanah berkembang lanjut, dengan ciri-ciri sebagai berikut :
1. Horosinasi telah lanjut
2. Reaksi tanah masam
3. Kadar lempung meningkat
4. Struktur tanah berderajat teguh
5. Kejenuhan basa dan KPK rendah
6. Mineral dapat lapuk rendah
7. Kadar bahan organik tanah sangat rendah


2. PELAPUKAN PADA NIKEL LATERIT
Nikel laterit adalah produk residual pelapukan kimia pada batuan ultramafik. Proses ini berlangsung selama jutaan tahun dan dimulai ketika batuan ultramafik tersingkap di permukaan bumi. Pelapukan pada peridotit menyebabkan unsur-unsur yang mobile terdepleksi sedangkan unsur-unsur dengan mobilitas rendah sampai immobile seperti Ni, Fe dan Co mengalami pengayaan secara residual dan sekunder. Endapan nikel laterit mempunyai daya tarik yang tinggi karena alasan ekonomis, yaitu banyaknya kandungan unsur-unsur logam yang merupakan hasil pelapukan batuan dalam profil pelapukannya, sebagai contoh profil laterit di Pomalaa yang mengandung Ni dan Fe dalam jumlah yang ekonomis untuk diekstraksi, berkembang pada batuan peridotit terserpentinisasi
Penelitian ini dilakukan untuk meneliti karakteristik endapan nikel laterit akibat pelapukan pada batuan ultramafik dari 9 titik bor, kemudian di analisis dan dibuat suatu profil kimia pelapukan untuk mengetahui proses lateritisasi, perkembangan profil laterit, karakter unsur serta proses pengkayaan unsur-unsur dalam zone-zone pelapukan. Persentase unsur pada bongkah peridotit didapatkan dengan menggunakan metode analisis X-Ray. Hasil analisis data kimia menunjukkan perilaku masingmasing unsur yang berbeda seiring dengan tingkat pelapukan dan kedalaman titik bor. Perilaku yang berbeda antara unsur-unsur selama proses pelapukan ditentukan oleh perbedaan mobilitas kimia unsur, resistensi mineral yang disusunnya, intensitas pelapukan serta proses pengekaran.







BAUKSIT

1. PENGERTIAN



Bauksit merupakan endapan yang mengalami pemerkayaan alumunium oksida atau bahan yang heterogen yang mempunyai mineral dengan susunan terutama dari oksida aluminium, yaitu berupa mineral buhmit (Al2O3H2O) dan mineral gibsit (Al2O3 .3H2O). Secara umum bauksit mengandung Al2O3 sebanyak 45 – 65%, SiO2 sebanyak 1 – 12%, Fe2O3 sebanyak 2 – 25%, TiO2 sebanyak >3%,dan H2O sebanyak 14 – 36%.
Bijih bauksit terjadi di daerah tropika dan subtropika dengan memungkinkan pelapukan sangat kuat. Bauksit terbentuk dari batuan sedimen yang mempunyai kadar Al nisbi tinggi, kadar Fe rendah dan kadar kuarsa (SiO2) bebasnya sedikit atau bahkan tidak mengandung sama sekali. Batuan tersebut (misalnya sienit dan nefelin) berasal dari batuan beku, batu lempung, lempung dan serpih. Batuan-batuan tersebut akan mengalami proses lateritisasi,yang kemudian oleh proses dehidrasi akan mengeras menjadi bauksit. Bauksit dapat ditemukan dalam lapisan mendatar tetapi kedudukannya di kedalaman tertentu.
Kondisi – kondisi utama yang memungkinkan terjadinya endapan bauksit secara optimum adalah :
1. Adanya batuan yang mudah larut dan menghasilkan batuan sisa yang kaya alumunium,
2. Adanya vegetasi dan bakteri yang mempercepat proses pelapukan,
3. Porositas batuan yang tinggi, sehingga sirkulasi air berjalan dengan mudah,
4. Adanya pergantian musim (cuaca) hujan dan kemarau (kering)
5. Adanya bahan yang tepat untuk pelarutan
6. Relief (bentuk permukaan) yang relatif rata, yang mana memungkinkan terjadinya pergerakan air dengan tingkat erosi minimum
7. Waktu yang cukup untuk terjadinya proses pelapukan.
Di dalam bauksit yang penting pada neomineralisasi antara lain hydroxides, hydrated oxides dan oxcides dari Al, Fe dan Ti tetapi lapisan silika dan kuarsa mungkin juga terbentuk.

Liberasi unsur – unsur pada sebuah mineral atau batuan di tentukan oleh :
a. Daya larut dari mineral – mineral sekunder
b. Ikatan – ikatan di dalam kristal lattice pada mineral – mineral yang telah hancur
c. pH dan Eh dari larutan
d. Temperatur dan konsentrasi pada pelapukan
e. Sisa – sisa ion – ion pada pelapukan
f. Adanya unsur – unsur pembawa.