GEOMORF - SOIL, LATERITE, dan BAUKSITE


00.41 |

SOIL



A. PENGERTIAN

Soil atau tanah merupakan selubung terluar dari permukaan bumi yang terdiri dari partikel-partikel batuan yang lepas, butir-butir mineral, yang umumnya terletak di atas batuan induk. Tanah berasal dari pelapukan batuan dengan bantuan organisme, membentuk tubuh unik yang menutupi batuan. Proses pembentukan tanah dikenal sebagai pedogenesis. Proses yang unik ini membentuk tanah sebagai tubuh alam yang terdiri atas lapisan-lapisan atau disebut sebagai horizon tanah. Setiap horizon menceritakan mengenai asal dan proses-proses fisika, kimia, dan biologi yang telah dilalui tubuh tanah tersebut.
Tebal dan tipisnya lapisan tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :
1. Jenis batuan induk (komposisi mineral batuan induk)
Bahan induk terdiri dari batuan vulkanik, batuan beku, batuan sedimen(endapan), dan batuan metamorf. Batuan induk itu akan hancur menjadi bahan induk, kemudian akan mengalami pelapukan dan menjadi tanah. Tanah yang terdapat di permukaan bumi sebagian memperlihatkan sifat (terutama sifat kimia) yang sama dengan bahan induknya.

2. Relief topografi permukaan bumi
Keadaan relief suatu daerah akan mempengaruhi :
• Tebal atau tipisnya lapisan tanah
Daerah yang memiliki topografi miring dan berbukit lapisan tanahnya lebih tipis karena tererosi, sedangkan daerah yang datar lapisan tanahnya tebal karena terjadi sedimentasi
• Sistem drainase/pengaliran
Daerah yang drainasenya jelek seperti sering tergenang menyebabkan tanahnya menjadi asam

3. Iklim
Unsur-unsur iklim yang mempengaruhi proses pembentukan tanah terutama ada dua, yaitu suhu dan curah hujan. Suhu akan berpengaruh terhadap proses pelapukan bahan induk. Apabila suhu tinggi, maka proses pelapukan akan berlangsung cepat sehingga pembentukan tanah akan cepat pula.
Curah hujan akan berpengaruh terhadap kekuatan erosi dan pencucian tanah, sedangkan pencucian tanah yang cepat menyebabkan tanah menjadi asam (pH tanah menjadi rendah).

4. Organisme
Organisme sangat berpengaruh terhadap proses pembentukan tanah dalam hal Membuat proses pelapukan baik pelapukan organik maupun pelapukan kimiawi dan membantu proses pembentukan humus. Tumbuhan akan menghasilkan dan menyisakan daun-daunan dan ranting-ranting yang menumpuk di permukaan tanah.

5. Waktu
Tanah merupakan benda alam yang terus menerus berubah, akibat pelapukan dan pencucian yang terus menerus. Oleh karena itu tanah akan menjadi semakin tua dan kurus. Mineral yang banyak mengandung unsur hara telah habis mengalami pelapukan sehingga tinggal mineral yang sukar lapuk seperti kuarsa.

B. HUBUNGAN SOIL DENGAN BATUAN INDUK

Ditinjau dari hubungannya dengan batuan induk, tanah dibagi menjadi dua macam, yaitu :
1. Tanah sisa (Residual Soil) adalah tanah yang letaknya masih berada di atas batuan induknya. Tanah ini belum berpindah tempat karena pengangkutan oleh proses erosi atau gerakan massa.
2. Tanah terangkut (Transported Soil) adalah tanah yang sudah terangkut dan diendapkan di tempat lain baik oleh air, angin, es, ataupun gerakan massa. Tanah terangkut, pengertiannya sama dengan sedimen klastik. Dengan demikian klasifikasinya berdasarkan pelaku pengangkutannya dan tempat diendapkannya, sama dengan klasifikasi sedimen klastik. Klasifikasinya berdasarkan ukuran butir tanah, juga sama dengan sedimen klastik.

Ditinjau dari segi geologi, aliran air permukaan dan air sungai khususnya, berperanan penting sebagai pemindah air dari daratan ke laut atau samudera. Air permukaan bersama sama dengan gerakan massa merupakan pelaku pokok pengelupas daratan.

Setiap tahun, sedimen dari darat yang terangkut ke laut atau samudera secara mekanik ada sejumlah 1 bilyun ton, sedangkan yang terangkut melalui larutan hasil leaching berjumlah 400 juta ton (Flint dan Skinner, 1974:126).

Jumlah massa tanah atau batuan yang tererosi dipengaruhi oleh faktor faktor sebagai berikut :
1. Macam batuan
2. Kemiringan lereng
3. Iklim (curah hujan)
4. Tingkat kelebatan tetumbuhan
5. Organisme
6. Waktu





LATERIT

1. PENGERTIAN


Laterit didefinisikan sebagai produk yang dihasilkan dari pelapukan yang kuat pada daerah-daerah tropis, lembab, dan hangat yang kaya akan lempung kalolinit sebagai oksida dan oksihidroksida dari Fe dan Al. Laterit penting secara ekonomi karena mengandung logam alumunium (bauksit). Berikut merupakan kandungan unsur-unsur yang terdapat pada profil laterit.

Apakah laterit itu? Laterit adalah suatu lempung besi padat yang terbentuk di daerah tropis. Kebanyakan laterit komersial yang ditambang di AS berasal dari area yang tropis 200 juta tahun yang lalu. Meski demikian, tidak harus pergi ke daerah tropis untuk menemukan laterit.
Laterit dan substansi-substansi lainnya memiliki properti lain yang dinamakan Kapasitas Pertukaran Kation (KPK). Laterit terdiri dari Fe dan Al oksida dan lempung seperti kaolinit yang kecil kontribusinya pada KPK substrat. Tanah laterit adalah jenis tanah berkembang lanjut, dengan ciri-ciri sebagai berikut :
1. Horosinasi telah lanjut
2. Reaksi tanah masam
3. Kadar lempung meningkat
4. Struktur tanah berderajat teguh
5. Kejenuhan basa dan KPK rendah
6. Mineral dapat lapuk rendah
7. Kadar bahan organik tanah sangat rendah


2. PELAPUKAN PADA NIKEL LATERIT
Nikel laterit adalah produk residual pelapukan kimia pada batuan ultramafik. Proses ini berlangsung selama jutaan tahun dan dimulai ketika batuan ultramafik tersingkap di permukaan bumi. Pelapukan pada peridotit menyebabkan unsur-unsur yang mobile terdepleksi sedangkan unsur-unsur dengan mobilitas rendah sampai immobile seperti Ni, Fe dan Co mengalami pengayaan secara residual dan sekunder. Endapan nikel laterit mempunyai daya tarik yang tinggi karena alasan ekonomis, yaitu banyaknya kandungan unsur-unsur logam yang merupakan hasil pelapukan batuan dalam profil pelapukannya, sebagai contoh profil laterit di Pomalaa yang mengandung Ni dan Fe dalam jumlah yang ekonomis untuk diekstraksi, berkembang pada batuan peridotit terserpentinisasi
Penelitian ini dilakukan untuk meneliti karakteristik endapan nikel laterit akibat pelapukan pada batuan ultramafik dari 9 titik bor, kemudian di analisis dan dibuat suatu profil kimia pelapukan untuk mengetahui proses lateritisasi, perkembangan profil laterit, karakter unsur serta proses pengkayaan unsur-unsur dalam zone-zone pelapukan. Persentase unsur pada bongkah peridotit didapatkan dengan menggunakan metode analisis X-Ray. Hasil analisis data kimia menunjukkan perilaku masingmasing unsur yang berbeda seiring dengan tingkat pelapukan dan kedalaman titik bor. Perilaku yang berbeda antara unsur-unsur selama proses pelapukan ditentukan oleh perbedaan mobilitas kimia unsur, resistensi mineral yang disusunnya, intensitas pelapukan serta proses pengekaran.







BAUKSIT

1. PENGERTIAN



Bauksit merupakan endapan yang mengalami pemerkayaan alumunium oksida atau bahan yang heterogen yang mempunyai mineral dengan susunan terutama dari oksida aluminium, yaitu berupa mineral buhmit (Al2O3H2O) dan mineral gibsit (Al2O3 .3H2O). Secara umum bauksit mengandung Al2O3 sebanyak 45 – 65%, SiO2 sebanyak 1 – 12%, Fe2O3 sebanyak 2 – 25%, TiO2 sebanyak >3%,dan H2O sebanyak 14 – 36%.
Bijih bauksit terjadi di daerah tropika dan subtropika dengan memungkinkan pelapukan sangat kuat. Bauksit terbentuk dari batuan sedimen yang mempunyai kadar Al nisbi tinggi, kadar Fe rendah dan kadar kuarsa (SiO2) bebasnya sedikit atau bahkan tidak mengandung sama sekali. Batuan tersebut (misalnya sienit dan nefelin) berasal dari batuan beku, batu lempung, lempung dan serpih. Batuan-batuan tersebut akan mengalami proses lateritisasi,yang kemudian oleh proses dehidrasi akan mengeras menjadi bauksit. Bauksit dapat ditemukan dalam lapisan mendatar tetapi kedudukannya di kedalaman tertentu.
Kondisi – kondisi utama yang memungkinkan terjadinya endapan bauksit secara optimum adalah :
1. Adanya batuan yang mudah larut dan menghasilkan batuan sisa yang kaya alumunium,
2. Adanya vegetasi dan bakteri yang mempercepat proses pelapukan,
3. Porositas batuan yang tinggi, sehingga sirkulasi air berjalan dengan mudah,
4. Adanya pergantian musim (cuaca) hujan dan kemarau (kering)
5. Adanya bahan yang tepat untuk pelarutan
6. Relief (bentuk permukaan) yang relatif rata, yang mana memungkinkan terjadinya pergerakan air dengan tingkat erosi minimum
7. Waktu yang cukup untuk terjadinya proses pelapukan.
Di dalam bauksit yang penting pada neomineralisasi antara lain hydroxides, hydrated oxides dan oxcides dari Al, Fe dan Ti tetapi lapisan silika dan kuarsa mungkin juga terbentuk.

Liberasi unsur – unsur pada sebuah mineral atau batuan di tentukan oleh :
a. Daya larut dari mineral – mineral sekunder
b. Ikatan – ikatan di dalam kristal lattice pada mineral – mineral yang telah hancur
c. pH dan Eh dari larutan
d. Temperatur dan konsentrasi pada pelapukan
e. Sisa – sisa ion – ion pada pelapukan
f. Adanya unsur – unsur pembawa.

Artikel Terkait:

0 comments:

Posting Komentar