SCRAPER

2 comments




         Scraper adalah alat berat yang berfungsi untuk mengeruk, mengangkut dan menabur tanah hasil pengerukan secara berlapis. Scraper dapat digunakan sebagai alat pengangkutan untuk jarak yang relative jauh (2000 m) pada tanah datar dengan pengerak roda ban. Pemilihan scraper untuk pekerjaan ini tergantung pada :
1).  Karakteristik material yang dioperasikan
2).  Panjang jarak tempuh
3).  Kondisi jalan
4).  Alat Bantu yang diperlukan
Scraper ukuran besar umumnya mempunyai dua mesin untuk menggerakkan roda depan dan belakang. Besar mesin dapat mencapai 550 hp per buahnya.
Selain bermesin sendiri, dikenal pula pula scaper tanpa mesin. Scraper jenis ini perlu ditarik alat lain untuk pengoperasiannya. Hanya sedikit yang masih menggunakan alat jenis ini.
Dua scraper dapat dioperasikan bersama dengan formasi push-pull. Dalam formasi ini kedua scraper digandengkan hingga dapat saling menarik-mendorong untuk mengoptimalkan kinerja.
A.      JENIS-JENIS SCRAPER
Ada 2 macam Scraper yaitu :
·         Towed Scraper, dalam operasinya ditarik buldozer karena memang tidak bermesin, tenaganya diambil dari buldozer. Towed Scrapper  jarak angkut tidak lebih dari 500 meter. Towed scraper umumnya ditarik crawler traktor dengan kekuatan mesin 300 hp atau lebih. Scraper jenis ini dapat menampung material 8 – 30 m3.
·         Motor Scraper, dalam pengoperasiannya ada yang menggunakan mesin tunggal / Front dan ada yang menggunakan mesin ganda / Front and Rear. Scraper yang bermesin tunggal harus dibantu pendorong (buldozer), sedangkan yang bermesin ganda tidak harus dibantu pendorong buldozer. Jarak angkut motor scraper antara  (500 – 2000 meter), sangat effektif material/tanah yang diambil tidak terlalu keras dan medan operasi memotong/meratakan bukit yang cukup luas
Gambar Scraper bermesin ganda
B.       PENGOPERASIAN SCRAPER

Scraper terdiri dari beberapa bagian antara lain bowl, apron, dan tail gate. Bowl adalah bak penampung muatan terletak diantara ban belakang. Bagian depan bowl dapat digerakan kebawah untuk operasi pengerukan dan pembongkaran muatan. Pada bagian sisi depan bowl berkisar antara 3 sampai 38 m3
Apron adalah dinding bowl bagian depan yang dapat diangkat pada saat pengerukan dan pembongkaran. Apron dapat menutup kembali pada saat pengangkutan material. Beberapa model scraper memiliki apron yang dapat mengangkut material sepertiga dari material di bowl.
Tail gate atau ejector merupakan dinding belakang bowl. Pada saat pemuatan dan pengangkutan material dinding ini tidak bergerak. Namun pada saat pembongkaran muatan ejector bergerak maju untuk mendorong material keluar dari bowl.
Pengoperasian dengan alat bantu dilakukan dengan dua cara :
  •   Push-loaded. Alat Bantu dipakai hanya pada saat pengerukan dan pengisian
  •  Push pull. Dua buah scraper dioperasikan dengan cara ini keduanya saling membantu didalam pengerukan. Scraper yang dibelakang mendorong scraper didepannya pada saat pengerukan dan scraper didepannya menarik scraper yang dibelakang pada saat pengerukan.

C.      KEMAMPUAN POWER SCRAPER
Kemampuan Power Scrapper:
  • dapat menggali dan mengisi muatannya sendiri 
  • mengangkut ke tempat yang telah ditentukan 
  • menyebar dan meratakan muatan itu.
1.        Menggali dan Mengisi
Untuk memperoleh hasil kerja yang maksimal harus dilakukan dengan cara :
a.            Pusher Loading
Power Scrapper sebenarnya dapat mengisi muatan tanpa bantuan alat lain, tetapi memakan waktu yang lama. Oleh karena itu pengisian muatan sebaiknya dibantu oleh Buldoser.
Dalam Pusher Loading perlu diperhatikan beberapa hal yaitu:
  • Pekerjaan harus dilakukan minimum dengan kecepatan 10 ft/ detik, agar laju Power Scrapper tak terhambat oleh tatanan material yang sedang digali.
  • Harus dilakukan sinkronisasi kecepatan antara Power Scrapper dan Buldoser yang digunakan. Diusahakan tiap 1,5 – 2 menit datang Power Scrapper yang sudah siap untuk didorong, dengan demikian Scrapper tak sampai menunggu untuk didorong Buldoser.
  • Sebaiknya memilih operator Buldoser yang telah terlatih dan berpengalaman  
   b.            Down Hill Loading
Diuasahakan agar pola kerja Power Scrapper selalu menuju ke bagian yang lebih rendah, agar gaya berat alat akan membantu Power Scrapper dalam mengisi muatannya sendiri, sehingga waktu pengisian menjadi lebih singkat.
c.            Straddle Loading
Straddle Loading adalah suatu pola pemuatan/ pengisian Power Scrapper di mana tiap dua kali pengisian, bagian tengahnya ditinggalkan kurang lebih selebar 5 ft. Bagian yang ditinggalkan itu akan dipotong/ digali pada perjalanan pengisian yang berikutnya

Gambar Straddle Loading
2.        Mengangkut
Hal yang perlu diperhatikan dalam mengangkut material menggunakan Power Scrapper adalah kecepatan geraknya; Power Scrapper yang menggunakan roda karet, sangat disukai, karena memiliki kecepatan yang tinggi. Cara untuk memperlancarpengangkutan menggunakan Power  Scrapper:
  • Power Scrapper yang masih baik dan memiliki kecepatan tinggi jangan disatukan pada jalan yang sama dengan Power Scrapper yang mempunyak kecepatan rendah, sebab akan mengganggu; kecuali jika jalan cukup lebar sehingga Power Scrapper dapat saling menyalib.
  • Diusahakan untuk menghindari belokan tajam atau yang melingkarterlalu jauh, diusahakan waktu membelok tak lebih dari 15 detik.
  • Supaya Power Scrapper dapat bergerak dengan kecepatan yang maksimum maka jalan harus terpelihara baik.
  • Pengangkutan ke dua arah sangat menguntungkan, sebab mengurangi waktu untuk membelok
3.        Menyebarkan Material
Ada beberapa cara yang baik untuk mengosongkan, lalu menimbun dan menyebarkan material muatan menggunakan Power Scrapper.
Ø  Apron (pinggiran) dibuka, lalu fail gate (lubang untuk keluar masuk material) didorong ke depan dengan hati-hati agar material keluar dengan teratur. Pisau (Cutting Edge) jangan diturunkan terlalu rendah supaya material tak terhalang. Kalau material belum turun/ keluar karena apron belum dibuka, fail gate jangan didorong ke depan, sebab apron bisa rusak akibat tekanan yang terjadi.
Ø  Jika material sangat lengket (misalonya material yang diangkut adalah lempung) apron perlu dibuka/ tutup beberapa kali agar material mau keluar dari bowl, lalu pisau diturunkan sampai ketebalan yang dikehendaki.
Ø  Penyebaran akan merata jika kecepatan Power Scrapper disesuaikan dengan kecepatan keluarnya material dari dalam bowl.
Ø  Material yang mudah mengalir keluar (misalnya pasir) dapat disebarkan dengan kecepatan tinggi, dan biasanya mudah diperoleh sebaran material berupa lapisan-lapisan yang tipis serta merata.
4.        Cara Menggali Tanah Penutup yang Tipis Menggunakan Scrapper
Contoh pemakaian untuk menggali tanah penutup yang terlalu curam, Power Scrapper harus dibantu dengan Buldoser; jika kecuramannya telah dikurangi/ sudah dilandaikan menggunakan Buldoser, maka barulah digali menggunakan Power Scrapper, dan tanah diangkut ke tempat lain.
Penggalian Tanah Penutup yang tipis

5.        Cara Menggali Tanah Penutup yang Tebal dengan Scrapper
Bila lapisan penutup tanah sangt tebal, maka cara pengalian tidak diarahkan ke sisi tebing yang curam, tetapi kurang lebih sejajar dengan tebing tersebut
Cara menggali penutup yang tebal

D.      PRODUKTIVITAS SCRAPER
Produktivitas sraper tergantung pada jenis material, tenaga untuk mengangkut, kondisi jalan, kecepatan lat, efisiensi alat. Volume material yang akan dipindahkan akan mempengaruhi kapasitas scraper yang dipilih. Sedangkan jumlah pengangkutan per jam tergantung pada waktu siklus scraper.
Waktu siklus merupan penjumlahan dari waktu muat (LT), waktu pengangkutan (HT), waktu pembongkaran muatan (DT), waktu kembali (RT), dan waktu antri (ST). selain itu ada waktu berputar atau turning time (TT) dan waktu percepatan, perlambatan dan pengereman atau accelerating, decelerating and braking time (ADBT). Karena LT, DT, ST, TT dan ADBT konsisten maka waktu-waktu tersebut dikategorikan sebagai waktu tetap (FT), sehingga rumus yang dipakai adalah
FT = LT + DT + ST + TT + ADBT
E.       PUSHER (ALAT PENDORONG)
Pemakaian alat Bantu atau pusher pada scraper didalam operasinya dapat menaikan produktivitas alat. Waktu siklus pusher adalah waktu yang dibutuhkan untuk memuat material kedalam scraper ditambah waktu yang dibutuhkan pusher untuk bergerak dari satu scraper ke scraper yang lain. Waktu siklus (dalam menit) dicari dengan menggunakan rumus :
CTp = 140% x LTs + 0,25
F.       PENINGKATAN PRODUKTIVITAS SCRAPER
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi scraper didalam operasinya antara lain :
  • Pertama dengan menggemburkan tanah yang akan dimuat ke dalam bowl. Dengan demikian waktu muat akan berkurang. Kedalaman penetrasi dari riper harus lebih besar dari kedalaman penetrasi cutting edge. 
  • Dengan membasahi tanah yang akan diangkut. Dilakukan debelum dimuat kedalam bowl 
  • Memuat material pada kondisi menurun juga merupakan salah satu cara untuk meningkatkan produksi scraper.

KORANNYA 3000 RUPIAH SAJA !!!!

0 comments



      Dalam Pasal 34 Undang-undang Dasar 1945 disebutkan,“Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara.”

Ane teringat pada kegiatan penjualan es teh (20 Februari 2011) dalam rangka pencarian dana EKSKURSI angkatan ane ke ANTAM PONGKOR di sekitar FLYOVER URIP SUMOHARJO, MAKASSAR. Di sana kami menemukan beberapa bocah setinggi kurang lebih 50 cm sedang berjuang melawan teriknya matahari sambil menjajakan koran kepada pengendara yang berhenti di lampu merah. Karena penasaran bercampur kasihan, kami  pun menghampirinya.

“Korannya brapaan, dek ??”
“3000 ajah, kang mas”, kata seorang bocah sambil mengangkat tiga jarinya [bonus senyuman]
“Owh...tidak skolah, dek ??”, tanya seorang temanku pada mereka [niat beli koran gk ? ]
“Tadi sudah...sekarang waktunya jualan...mau bantu orang tua...hahahahahaha”, jawab bocah itu [kali ini bonus ketawa...lebar lagi]

Metal...man !!!
[senyumnya keren..choy]
Asikeeee !!!

Tak disangka, bocah sekecil ini bukannya pulang sekolah langsung kembali ke rumah untuk mengulang pelajaran yang mereka terima di sekolah, mereka malah (terpaksa) harus melawan teriknya matahari untuk menambah penghasilan orang tuanya. Ane salut campur bangga pada mereka, beda kali dengan masa kecil ane yang sibuk main di rumah tetangga pas pulang sekolah

Karena kasihan, ane dan teman ane sempat juga mengajukan diri untuk membantu menjajakan koran bocah itu. Setelah mencoba, ternyata susah juga jualannya. Tampang sudah keren......naik turun pete2..nyamperin pengendara motor sambil  nenteng 5 lembar koran dalam plastik...MALUU bhooo’........hahahahahaha. Tapi tak apalah hitung2 amal. [ sok baik]

 
Koran..koran...3000...satu... wakakakak

 
Ane ragu kalo si pangki sda bayar nih koran

Kembali pada UUD PASAL 34 ini, ane kadang2 bertanya undang-undang ini eksis gak sih ??? Mungkin ini bisa jadi PR buat pemerintah yang sekarang atau pemerintah selanjutnya [sebenarnya ane ini anak tambang ato anak sospol ???]

KEKAR (JOINT)

3 comments



KEKAR
A.      Defenisi
Kekar adalah struktur rekahan pada batuan dimana tidak ada atau relative tanpa mengalami pergeseran pada bidang rekahannya. Kekar dapat terjadi pada semua jenis batuan, dengan ukuran yang hanya beberapa millimeter (kekar mikro) hingga ratusan kilometer ( kekar mayor ) sedangkan yang berukuran beberapa meter disebut dengan kekar minor. Kekar dapat terjadi akibat proses tektonik maupun perlapukan juga perubahan temperature yang signifikan. Kekar merupakan jenis struktur batuan dalam bentuk bidang pecah. Karena sifat bidang ini memisahkan batuan menjadi bagian-bagian terpisah maka struktur kekar merupakan jalan atau rongga kesarangan batuan untuk dilalui cairan dari luar beserta materi lain seperti air, gas dan unsur-unsur lain yang menyertainya. 


B.      Jenis-jenis Kekar
Kekar di bedakan menjadi 3 macam yaitu kekar pengerutan, kekar lembar dan kekar akibat tektonik.
  • Kekar lembar (sheet joint ) yaitu sekumpulan kekar yang kira-kira sejajar dengan permukaan tanah, terutama pada batuan beku. Terbentuknya kekar ini akibat penghilangan beban batuan yang tererosi. Penghilangan beban pada kekar ini terjadi akibat :
1) Batuan beku belum benar-benar membeku secara menyeluruh
2) Tiba-tiba diatasnya terjadi erosi yang dipercepat
3) Sering terjadi pada sebuah intrusi konkordan (sill) dangkal


                     Sheet joint di sekitar Half Dome di California                    


                    Sheet Joint granit pada Enchanted Rock di Texas, AS                    

  • Kekar pengerutan (srinkage joint) yaitu kekar yang disebabkan karena gaya pengerutan yang timbul karena pendinginan (pada batuan beku = kekar tiang / kolom) atau pengeringan (pada batuan sedimen) biasanya berbentuk polygonal yang memanjang. Kekar kolom yang terjadi pada batuan beku, pada umumnya terjadi akibat adanya intrusi dangkal (intrusi batuan yang letaknya relative dekat dengan permukaan bumi) bentuknya adalah seperti pilar-pilar berbentuk segi empat atau segi 6
·  
  • Kekar akibat tektonik, berdasarkan genesanya kekar tektonik dibagi menjadi 2 macam yaitu kekar gerus dan kekar tarik

C.      Klasifikasi Kekar
Klasifikasi kekar ada beberapa macam , tergantung dasar klasifikasi yang digunakan , diantaranya :
·         Berdasarkan bentuknya
·         Berdasarkan cara terjadinya ( genesanya )
·         Berdasarkan kerapatannya
·         Berdasarkan kecepatannya
  • Klasifikasi kekar berdasarkan bentuknya
a.      Kekar sistematik yaitu keakar dalam bentuk berpasangan arahnya sejajar satu dengan yang lainnya .
b.      Kekar non sistematik yaitu kekar yang tidak teratur biasanya melengkung dapat saling bertemu atau bersilangan di antara kekar lainnya atau tidak memotong kekar lainnya dan berakhir pada bidang perlapisan
  •   Klasifikasi kekar berdasarkan ganesanya
a.       Kekar Gerus (Shear Joint), yaitu kekar yang terjadi akibat stress yang cenderung mengelincir bidang satu sama lainnya yang berdekatan. 
      Ciri-ciri dilapangan :

·           Biasanya bidangnya licin.
·           Memotong seluruh batuan.
·           Memotong komponen batuan.
·           Biasanya ada gores garis.
·           Adanya joint set berpola belah ketupat.

b.      Kekar Tarikan (Tensional Joint), yaitu kekar yang terbentuk dengan arah tegak lurus dari gaya yang cenderung untuk memindahkan batuan (gaya tension). Hal ini terjadi akibat dari stress yang cenderung untuk membelah dengan cara menekannya pada arah yang berlawanan, dan akhirnya kedua dindingnya akan saling menjauhi.


Ciri-ciri dilapangan :
·         Bidang kekar tidak rata.
·         Selalu terbuka.
·         Polanya sering tidak teratur, kalaupun teratur biasanya akan berpola kotak-kotak.
·         Karena terbuka, maka dapat terisi mineral yangkemudian disebut vein.

Kekar tarikan dapat dibedakan atas:
a.       Tension Fracture, yaitu kekar tarik yang bidang rekahannya searah dengan tegasan.
b.      Release Fracture, yaitu kekar tarik yang terbentuk akibat hilangnya atau pengurangan tekanan, orientasinya tegak lurus terhadap gaya utama. Struktur ini biasanya disebut STYLOLITE.

  • Klasifikasi kekar berdasarkan genesa dan keaktifan gaya yang membentuknya
a.       Kekar orde pertama yaitu sebagai hasil langsung dari gaya pembentuk kekar .Umumnya mempunyai bentuk dan pola yang teratur dan ukurannya relative besar .
b.      Kekar orde kedua yaitu kekar sebagai hasil pengaturan kembali atau pengaruh gaya balik / lanjutan untuk mencapai kesetimbangan massa batuan .

  •  Klasifikasi kekar berdasarkan bentuknya
a.         Kekar sistematik yaitu keakar dalam bentuk berpasangan arahnya sejajar satu dengan yang lainnya .
b.         Kekar non sistematik yaitu kekar yang tidak teratur biasanya melengkung dapat saling bertemu atau bersilangan di antara kekar lainnya atau tidak memotong kekar lainnya dan berakhir pada bidang perlapisan

The Power of Word

0 comments


Berawal dari permintaan untuk memberikan penjelasan ilmiah atas riset yang menyebutkan: “apabila air diberi kata-kata positif, air tersebut akan mengkristal dengan ‘cantik sekali’, tetapi akan terjadi sebaliknya apabila air tadi diberi kata-kata yang negatif”, Masaru Emoto yang tidak mampu memberikan penjelasannya, tertantang dan kemudian melakukan riset sendiri.

Dalam risetnya kala itu, Emoto menggunakan contoh: Toples A dan Toples B yang telah diisi nasi. Kemudian pada masing-masing toples tadi diberi tulisan.

Toples A diberi tulisan kata-kata positif, seperti: “terima kasih, kamu pintar, baik, I Love U, aku sayang kamu, atau kamu baik dan cantik. Dan Toples B diberi kata-kata negatif, seperti: “kamu bodoh, jelek, jahat”.


Setelah ditempel kata-kata tersebut, setiap hari seluruh anggota keluarga berkata sesuai dengan kata-kata tadi kepada nasi di Toples A dan Toples B.

Hasilnya, dalam 2 minggu nasi dalam Toples B membusuk dan hitam. Tetapi untuk Toples A, nasi yang sudah tersimpan selama 3 minggu masih dalam keadaan putih meski sudah menjamur. Namun, ragi jamur tadi baunya wangi seperti Wine, tidak berbau busuk seperti pada Toples B.

Lebih lengkap mengenai penjelasan Masaru Emoto atas riset tersebut dapat anda baca dalam bukunya “The True Power of Water”. 
 
 
Nah, sekarang tolong dijawab pertanyaan berikut ini: “Benarkah sebuah kata mempunyai kekuatan, serta dapat menguasai diri kita?” Jawabnya: BENAR.

Ketika anda mengucapkan perkataan negatif tentang diri anda, sebenarnya anda telah mengutuki diri sendiri, dan semakin sering anda mengucapkannya maka semakin kuatlah cengkeraman kutuk itu.

Banyak orang tidak menyadari hal ini, dan menganggap bahwa keadaannya yang baru saat ini disebabkan oleh ketidakadilan yang ia peroleh, seperti: pendidikan yang rendah, kemiskinan, tubuh cacat, atau tidak tersedianya lapangan pekerjaan.

Jadi, mau mengakui atau tidak, sebenarnya perkataan kitalah penyebab dari penderitaan kita saat ini. Hati-hatilah dengan perkataan anda.

-----

Kata-kata bijak:Berhati-hatilah dengan lidahmu, sebab apa yang kita ucapkan itulah yang akan kita tuai.

SUSUNAN BUMI

0 comments


SUSUNAN BUMI


A.       Susunan Bumi

Berdasarkan komposisi (jenis dari materialnya), Bumi dapat dibagi menjadi lapisan-lapisan sebagai berikut :
a.    Kerak (crust)
Kerak bumi merupakan bagian terluar lapisan bumi dan memiliki ketebalan 5-80 km. kerak dengan mantel dibatasi oleh Mohorovivic Discontinuity. Kerak bumi dominan tersusun oleh feldsfar dan mineral silikat lainnya. Kerak bumi dibedakan menjadi dua jenis yaitu :
·         Kerak samudra, tersusun oleh mineral yang kaya akan Si, Fe, Mg yang disebut sima. Ketebalan kerak samudra berkisar antara 5-15 km (Condie, 1982)dengan berat jenis rata-rata 3 gm/cc. Kerak samudra biasanya disebut lapisan basaltis karena batuan penyusunnya terutama berkomposisi basalt.
·         Kerak benua, tersusun oleh mineral yang kaya akan Si dan Al, oleh karenanya di sebut sial. Ketebalan kerak benua berkisar antara 30-80 km (Condie 1982) rata-rata 35 km dengan berat jenis rata-rata sekitar 2,85 gm/cc. kerak benua biasanya disebut sebagai lapisan granitis karena batuan penyusunya terutama terdiri dari batuan yang berkomposisi granit.
b.      Mantel bumi (Mantle)
Inti bumi dibungkus oleh mantel yang berkomposisi kaya magnesium. Inti dan mantel dibatasi oleh Gutenberg Discontinuity. Mantel bumi terbagi menjadi dua yaitu mantel atas yang bersifat plastis sampai semiplastis memiliki kedalaman sampai 400 km. Mantel bawah bersifat padat dan memiliki kedalaman sampai 2900 km.
Mantel atas bagian atas yang mengalasi kerak bersifat padat dan bersama dengan kerak membentuk satu kesatuan yang dinamakan litosfer. Mantel atas bagian bawah yang bersifat plastis atau semiplastis disebut sebagai asthenosfer.


c.       Inti bumi (Core)
Dipusat bumi terdapat inti yang berkedalaman 2900-6371 km. Terbagi menjadi dua macam yaitu inti luar dan inti dalam. Inti luar berupa zat cair yang memiliki kedalaman 2900-5100 km dan inti dalam berupa zat padat yang berkedalaman 5100-6371 km. Inti luar dan inti dalam dipisahkan oleh Lehman Discontinuity. Dari data Geofisika material inti bumi memiliki berat jenis yang sama dengan berat jenis meteorit logam yang terdiri dari besi dan nikel. Atas dasar ini para ahli percaya bahwa inti bumi tersusun oleh senyawa besi dan nikel.


Berdasarkan sifat mekanik (sifat dari materialnya), bumi dapat dibagi menjadi lapisan-lapisan sebagai berikut :

a.      Litosfer

Litosfer merupakan kulit terluar dari bumi. Pada lapisan ini pada umumnya terjadi dari senyawa kimia yang kaya akan SiO2, itulah sebabnya lapisan litosfer sering dinamakan lapisan silikat dan memiliki ketebalan rata-rata 30 km yang terdiri atas dua bagian, yaitu Litosfer Atas ( berupa daratan dengan luas kira-kira 35% atau 1/3 bagian) dan Litosfer Bawah (merupakan lautan dengan luas kira-kira 65% atau 2/3 bagian).

Litosfer bumi meliputi kerak dan bagian teratas dari mantel bumi yang yang mengakibatkan kerasnya lapisan terluar dari planet bumi
Litosfer terpecah menjadi beberapa lempeng tektonik yang mengakibatkan terjadinya gerak benua akibat konveksi yang terjadi dalam astenosfer. Terdapat dua tipe litosfer, yaitu :
·       Litosfer samudra, berhubungan dengan kerak samudera (± 50-100 km)
·       Litosfer benua, yang berhubungan dengan kerak benua (± 40-200 km)

b.      Astenosfer
Merupakan lapisan plastis yang memiliki kepadatan rendah dan berada di antara upper mantle dan lower mantle
c.       Inti Bumi bagian luar
Inti bumi bagian luar merupakan salah satu bagian dalam bumi yang melapisi inti bumi bagian dalam. Inti bumi bagian luar mempunyai tebal 2250 km dan kedalaman antara 2900-4980 km. Inti bumi bagian luar terdiri atas besi dan nikel cair dengan suhu 3900°C
d.      Inti Bumi bagian dalam
Inti bumi bagian dalam merupakan bagian bumi yang paling dalam atau dapat juga disebut inti bumi. inti bumi mempunyai tebal 1200km dan berdiameter 2600km. inti bumi terdiri dari besi dan nikel berbentuk padat dengan temperatur dapat mencapai 4800°C.